Rabu, 30 April 2014

Honjo Masamune dan Murasama, good sword and evil




Banyak yang percaya bahwa Muramasa merupakan murid dari Heianjo Nagayoshi seorang pembuat pedang dari Kyoto yang memfokuskan diri pada pembuatan tombak. Ada legenda yang mengatakan ketika ada dua pedang buatan Masamune dan Muramasa ditancapkan di sebuah sungai dengan banyak bunga lotus. Ketika bunga lotus itu melewati pedang buatan Masamune tidak terlihat terbelah atau bahkan rusak, tetapi ketika bunga lotus melewati pedang buatan Muramasa bunga tersebut terbelah jadi dua. Dan juga beredar legenda bila pedang Muramasa dicabut harus meminum darah agar bisa dikembalikan ke sarung pedangnya. Bila tidak, akan mengambil nyawa pemiliknya. Karena hal inilah pedang buatan Muramasa dianggap pedang setan. Sengo Muramasa adalah seorang pembuat pedang yang terkenal yang mendirikan tempat latihan untuk membuat pedang dengan namanya sendiri. Dia hidup di periode Muromachi abad ke 16 di jepang. Muramasa merupakan ahli pedang yang terbaik, tetapi dia memiliki hati yang jahat dan tidak mampu mengontrol amarahnya dengan baik, yang juga ditutunkan kepada pedang-pedangnya. Banyak yang mengatakan bahwa pedang buatan  Muramasa menyebabkan pemakainya melakukan pembunuhnya ataupun melakukan bunuh diri karena pedang tersebut haus akan darah. Sekolah membuat pedang di provinsi Ise terkenal akan ketajaman pedang buatannya. Diketahui pekerjaan awal membuat pedang terjadi pada tahun 1501.

Keagungan pedang buatan Muramasa akhirnya jatuh pada saat Tokugawa Ieyasu diangkat menjadi shogun dan mendirikan Keshogunan Tokugawa atau era Tokugawa pada tahun 1603. Dikatakan bahwa, Ieyasu telah banyak kehilangan saudara dan teman dikarenakan pedang Muramasa yang sempat juga telah melukai dirinya. Sehingga ia melarang para samurai untuk memakai pedang / katana yang dibuat oleh Muramasa pada era Tokugawa. Karena dicap sebagai pedang pembunuh dan stigma negatif yang menyebar maka banyak sejarah yang mencantumkan pedang tersebut dirubah bahkan dihapus. Bahkan sejak seringnya terjadi pemberontakan di era tokugawa dengan pedang muramasa yang dipakai untuk senjata pemberontak maka pemalsuan katana mengatasnamakan buatan muramasa pun sering terjadi.

Pedang Muramasa pada era tokugawa sering dibandingkan dengan dengan pedang Masamune. Honjo Masamune, adalah pedang simbol Shogunat Tokugawa yang membuat pedang Masamune, pembuat pedang terkenal di Jepang di awal abad 14 yang konon mereka adalah bekas guru dan murid. Masamune Okazaki juga sering dipanggil dengan nama Goro Nyudo Masamune (pendeta Goro Masamune), merupakan pembuat pedang legendaris dari jepang. Tidak diketahui tanggal dan tahun berapa Masamune hidup, tetapi banyak yg percaya dia hidup di akhir abad 13 dan awal abad ke 14, 1288 – 1328. Dia membuat pedang yang dikenal dengan nama tachi dan pisau dengan sebutan tanto di tradisi Soshu. Dia dipercaya bekerja di daerah provinsi Sagami. Masamune dipercaya bekerja di provinsi Sagami pada akhir era Kamakura ( 1288-1328 ) dan dia juga dilatih oleh orang dari provinsi Bizen and Yamashiro seperti juga Kunitsuna and Kunimitsu. Gaya membuat pedang Masamune terkenal akan keindahan dan kualitasnya. Masamune belajar membuat pedang dibawah bimbingan Shintogo Kunimitsu dan dia membuat gaya sendiri dengan menggabungkan kedua aliran pembuat pedang yang dia pelajari dan menyempurnakan nya. Pedang buatannya yg terkenal adalah Honjo Masamune yang merupakan pedang yang diwariskan turun-temurun kepada tiap-tiap shogun. Pedang buatan Masamune sering di bandingkan dengan pedang buatan Muramasa. Letak perbedaan pembuatan pedang mereka sering dikatakan bahwa pedang buatan Masamune mempunyai aura yang lembut dan kalem sedangkan pedang buatan Muramasa dianggap sangat haus akan darah. Sebenarnya jaman kedua pembuat pedang sangat berbeda sehingga untuk dibandingkan sangat lah sulit, legenda yang beredar sangat tidak dapat dipercaya karena hasil dari pedang yang di buat kedua orang ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan kedua pembuat pedang ini sangat di kagumi di masa mereka hidup. 



Sebuah legenda bercerita tentang tes mana menantang tuannya Muramasa, Masamune, untuk melihat siapa yang bisa membuat pedang yang lebih baik. Mereka berdua bekerja tanpa kenal lelah dan akhirnya, ketika kedua pedang selesai, mereka memutuskan untuk menguji hasil. Kontes ini untuk masing-masing untuk menunda pisau di sebuah sungai kecil dengan ujung tombak menghadapi arus. pedang Muramasa, para Yosamu Juuchi (10.000 Dingin Malam) memotong segala sesuatu yang melewati jalan; ikan, daun mengambang di sungai, udara sangat yang meniup di atasnya. Sangat terkesan dengan karya murid-nya, Masamune menurunkan pedangnya, yang Yawarakai-Te (Tender Hands), ke dalam saat ini dan menunggu dengan sabar. Tidak daun dipotong, ikan yang berenang sampai ke hal itu, dan udara mendesis seperti lembut meniup oleh pisau. Setelah beberapa saat, Muramasa mulai mengejek tuannya karena tidak jelas tentang keterampilan dalam pembuatan pedang. Tersenyum sendiri, Masamune menarik pedangnya, mengeringkannya, dan berselubung itu. Sementara itu, Muramasa itu heckling padanya karena ketidakmampuan pedangnya untuk memotong apa pun. Seorang rahib, yang telah menonton seluruh cobaan, berjalan mendekat dan membungkuk rendah kepada dua tuan pedang. Dia kemudian mulai menjelaskan apa yang telah dilihatnya.

Dalam cerita, baik pisau memotong daun yang turun di sungai saat ini sama baiknya, tapi daun akan menempel pada pisau Muramasa sedangkan mereka akan terpeleset di Masamune melewati setelah diiris. Atau alternatif kedua daun dipotong, tetapi mereka dipotong dengan pisau Masamune itu akan reformasi saat bepergian ke sungai. Namun versi lain memiliki daun yang diiris oleh pisau Muramasa sementara daun itu ditolak oleh Masamune, dan lain lagi memiliki daun yang diiris oleh pisau Muramasa dan disembuhkan oleh Masamune. Dalam cerita lain Masamune Muramasa dan dipanggil untuk membuat pedang untuk Shogun atau Kaisar dan pedang selesai diselenggarakan di air terjun. Hasilnya adalah sama dengan cerita lain, dan pedang Masamune adalah pedang dianggap suci. Dalam salah satu versi cerita Muramasa dibunuh untuk membuat pedang jahat. Sementara semua legenda yang dikenal dari dua yang pernah mengalami bertemu secara historis tidak mungkin, baik pandai besi secara luas dianggap sebagai simbol untuk era masing-masing.