catatan malam II
by Rossa Risbika Nasarani Putri on Monday, April 18, 2011 at 9:30pm
Aku ingin memetik bintang untukmu, namun banyak ranting menghalangi.. Kabut malam menyapa keheningan agar ia memelukku erat... Memang tak ada hujan kali ini, namun saput purnama perak menghadirkan getir rindu. Kadang cinta tak membutuhkan rentetan pertemuan. Ia juga sebenarnya hanya butuh momentum sederhana,bukan kedahsyatan.. Aku memang bukan Houdini yang mampu memberi ilusi sempurna pada hatimu, namun aku lebih memilih sebagai tukang kebun yang mampu menghadirkan kuncup mekarnya mawar, maupun tukang sapu yang akan membersihkan luka hatimu. karena sudah kubilang bahwa cinta tidak bisa mempertaruhkan dirinya sendiri...
II
Aku menamakan dirimu sebagai awal kenangan. Aku tak tahu atas apa yang telah terjadi. Kau berhasil memberi goresan baru di hatiku. Meski lukisan membutuhkan banyak warna, namun ia mampu berdiri di atas putihnya kanvas.
III
Tersesat di persimpangan hatiku sendiri. Mengulum getir yang dulu bernama kebahagiaan.. Kerinduan platonis menjadi jalan baru untukku. Memang aku tak seindah purnama malam ini, tapi setidaknya aku bisa menggerakkan jemari untuk merangkai sajak malam meskipun kelam.
IV
mimpi-mimpi telah musnah
yang tinggal hanya air liur batu nisan
mengeja nama
yang pernah ada
dalam hati...
V
selamat malam sunyi... Beberapa hari ini kita bercinta.. Sudah saatnya kita berpisah, meski kau selalu terbangun saat keramaian menusuk hatiku...
dari yang mencintaimu,
Si Bisu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar