Awal 1990-an, group band asal Seattle, Nirvana yang dimotori oleh Kurt Cobain mempopulerkan kembali
kemeja flanel dengan motif kotak-kotak. Masa keemasan aliran musik grunge
saat itu ditandai dengan perubahan pola berpakaian di kalangan anak-anak muda.
Tidak ada lagi jaket kulit yang sempat berjaya oleh kalangan glam rock.
Trend beralih, mereka beramai-ramai mengenakan kombinasi kemeja flanel, jeans,
dan sepatu boots juga sneakers.
Flanel
merupakan icon fashion
yang abadi. Pada awal
abad ke-20, flanel tidak hanya diproduksi untuk cuaca dingin, tetapi mulai
disesuaikan dengan musim-musim yang ada. Dengan memaksimalkan pencampuran kapas
(cotton)
dengan sutera, flanel kini menjadi lebih tipis dan ringan. Sehingga kemeja
flanel dapat digunakan di cuaca yang hangat. Di abad
yang sama, flanel masuk ke Amerika Utara. Flanel dengan motif kotak-kotak
diidentikkan dengan para pekerja kasar, pekerja lapangan, terutama petani,
gembala, pekerja tambang, penebang pohon, dan mereka yang bekerja di luar
ruangan. Daya tahan dari bahan flanel, kemudahannya untuk dicuci, dan juga
kehangatannya, memungkinkan mereka bebas bergerak dan bekerja dalam jangka
waktu yang lama di dalam suhu yang dingin. Sejak saat itu, para penebang pohon
identik dengan kemeja flanel dan sepasang sepatu boots.
Selalu berevolusi mengikuti perubahan jaman. Meski identik dengan pekerja lapangan, yang turun di garis
depan, flannel tak lekang oleh
waktu. Banyak alasan yang
menyebabkan kemeja menjadi trend dikalangan wanita
dan pria. Kata flanel berasal dari bahasa Wales, yaitu gwlanen, yang artinya “bahan wol”. Menurut sejarah, flanel tercatat ditemukan pada
awal abad ke-16 di Wales, dengan sebutan flannelette. Pada saat itu para petani
memakai pakaian hangat yang agak tebal untuk melindungi diri mereka dari cuaca
dingin dan rerantingan pohon. Di Perancis, istilah flanelle
dipakai di akhir abad ke-17. Dan pada awal abad ke-18, di Jerman menyebutnya flanell. Dalam
bahasa Inggris ditulis flannel. Awalnya flanel diproduksi secara tradisional dan
rumahan. Dibuat dari benang wol yang digaruk pada proses finishing-nya. Di abad ke-18, sejalan dengan adanya Revolusi
Industri, terjadi perubahan besar-besaran di dalam praktisi industri. Flanel
mulai di produksi secara massal dan menjadi produk pabrikasi. Mengikuti perkembangan jaman, dan mempertimbangkan
biaya bahan baku yang tinggi, bahan wol lambat laun mulai digantikan dengan
serat kapas (cotton), campuran sutera, dan serat sintetis.
Trend Flanel tentunya dapat ditemui di manapun
karena pemakaian kemeja tersebut memang menjadi salah
satu fashion menarik yang dapat dikenakan dalam
kesehariannya. Pilihan terhadap keberadaan kemeja flanel memang cukup beralasan
karena kemeja tersebut sangat cocok jika dipadupadankan dengan berbagai macam
model celana. Di sisi lain, anda juga bisa memadukan kemeja tersebut
dengan blazer atau jas sehingga dapat menambah kesan rapih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar