Kamis, 26 Juni 2014

Light Fashion: Hipster, the Borjuis-Bohemian




"Hipsters are the people who wear t-shirts silk screened with quotes from movies you've never heard of and everything about them is exactingly constructed to give off the vibe that they just don't care." Time Magazine.

 Akhir tahun 90an muncul suatu trend yang sifatnya mendaur ulang gaya retro dan anti-mainstream yang kita kenal dengan nama hipster. Hipster merupakan sebuah subkultur yang banyak dianut oleh kalangan remaja dan dewasa muda, cirinya mereka menyukai sesuatu yang tidak biasa (non mainstream) dalam hal selera musik, pakaian, hingga lifestyle. Trend ini berkembang di negara-negara barat dan juga di negara kita Indonesia. Istilah hipster sering diberikan kepada orang tertentu, di antaranya mereka yang suka lain sendiri. Baik itu soal berpakaian gaya rambut atau yang lainnya. Jika pakaian atau gaya rambut yang mereka gunakan sudah populer, mereka justru melepasnya dan mencari gaya yang baru dan belum banyak yang tahu. Memang kelihatannya agak sulit untuk membedakan mana orang hipster dan mana orang yang bukan hipster. Menurut  Oxford English Dictionary hipster berarti “a person who follows the latest trends and fashions.” Hipster adalah sebutan untuk menggambarkan anak muda, biasanya tinggal di kota besar, berada dalam kelas ekonomi menengah dan menengah ke atas, tertarik dengan produk budaya yang bukan ‘mainstream’ seperti fashion, musik Indie, film Indie atau apapun asal tidak pasaran. Hipster itu sendiri sudah diakui sebagai budaya karena banyak pengikutnya. Budaya yang mulai terbentuk pada 1940-an. Gaya ini juga ditiru oleh beberapa selebriti dunia masa kini.
Hipster  adalah istilah yang muncul pada 1940-an ketika era musik Jazz memasuki budaya manusia. Kata hipster banyak diasosiasikan dengan asal kata ‘hop’ berarti opium dan dari bahasa Africa Barat ‘hipi’ yang berarti ‘to open one’s eyes”. Pada jamannya (1940) hipster berarti orang-orang kulit putih yang mengadaptasi kehidupan musisi kulit hitam. Sempat hilang pada masa perang dunia dan muncul kembali pada akhir 90an hingga kini.
 Kaum hipster ini ditujukan bagi anak-anak muda kelas menengah yang selalu ingin tampil beda. Itulah salah satu ciri-ciri orang Hipster. Mereka juga digolongkan sebagai budaya yang mendapat pengakuan karena banyak pengikutnya. Jika di masa lampau borjuis adalah kaum yang berbeda dengan bohemian, maka di masa kini borjuis justru bersatu padu dengan bohemian. Dalam Bobos in Paradise, David Brooks menyebut golongan hipster sebagai Bobo atau borjuis-bohemian, kelas terpelajar masa kini yang hidup dalam kemewahan borjuis,  namun dengan pemikiran dan idealisme bohemian. Bobo sebagai kaum hipster (kita akan menyebutnya sebagai bobo hipster) adalah manusia paling keren era ini.
Di kota-kota besar kaum hipster telahmenjamur. Mereka kebanyakan lulusan cerdas dari universitas ternama, mereka paham teori-teori kritis dari berbagai pemikir besar. Hal ini menyebabkan para bobo hipster ini kritis dan tajam dalam hal pemikiran, namun mereka hidup dalam gaya hidup borjuis itu sendiri, sesuatu yang tak terbeli manusia kelas bawah. Di satu sisi kaki mereka berpijak dalam kekokohan gaya hidup borjuis yang mewah, namun di sisi lain kepala mereka berpikir dalam idealisme bohemian. Mereka menjalani kontradiksi, apa yang mereka gaungkan sebagai bentuk perlawanan pada budaya mainstream atau budaya massa justru adalah bentuk elitisme yang membuat perlawanan mereka lebih mahal ketimbang budaya massa.
Berikut ini beberapa style atau gaya yang sering dianut para hipster. Style ini bervariasi dari pakaian, jenis lagu yang didengarkan hingga perilaku. Apa saja itu?
What Do Hipsters Wear?
Fashion sama pentingnya dengan selera musik. Hipster biasanya memakai pakaian yang berbau retro dan bukan merupakan merek terkenal. Biasanya menyukai pakaian-pakaian distro independent yang unik dan kurang dikenal orang. Sering memakai kaos oblong atau kaos dengan gambar dan quote dari film- film yang bahkan orang lain belum pernah mendengar. Skinny jeans merupakan ciri khas. Ini bisa dipakai baik kalangan pria dan wanita. Namun biasanya wanita sering memakai legging atau jegging. The most iconic style adalah memakai kacamata plastik ber-frame besar atau dikenal dengan nerd glasses. Dari segi footwear, biasanya memakai  sepatu- sepatu vintage merk-merk dan model yang unik. Memakai berbagai jenis aksesoris terutama yang vintage serta biasanya memakai tas slempang (no backpack).
What Are Hipsters Passionate About?
Menyukai lagu-lagu baru dari band indie. Apapun alirannya yang penting tidak mainstream. LP’s no CD’s, mereka cenderung mengoleksi piringan hitam daripada CD. Mereka juga menyukai bidang fotografi. Juga menyukai hal-hal berbau filosofi dan kritik film. Membaca berbagai jenis buku. Hipster cenderung berwawasan luas. Hipster tidaklah sama dengan nerd.
How About Their Attitude?
Hipster sangat identik dengan gaya hidup atau perilaku masa bodoh dan cool. Mereka biasanya easy going dan memiliki banyak kenalan. Mereka jarang pergi ke tempat-tempat perawatan diri dan menganggap gaya natural adalah yang terbaik. Rambut setelah bangun tidur adalah yang paling keren. Memiliki kreativitas yang tinggi, menyukai masakan vegan dan masakan non mainstream lainnya, serta sering menggunakan lelucon yang agak sarkasme.

So, are you hipster ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar